AtapMasjid; Bentuk bangunan atap masjid kuno memiliki unsur kemiripan dengan kebudayaan Hindu-Buddha dan punden berundak pada zaman megalitikum. Atap bersusun (tumpang) pada masjid membuktikan bahwa terdapat hasil akulturasi budaya antara zaman Islam, Hindu-Budhda, dan Megalitikum. Atap tumpang aadalah atap yang tersusun semakin ke atas
ContohAkulturasi Hindu Budaya atau Kebudayaan Hindu, Budha, Islam 1. Atap dan Menara Masjid berbentuk tumpang Kalau kita baca sejarah, atap masjid bentuk kubah yang baru hadir sekitar abad ke 18. Awalnya para penyebar Islam khususnya dipulau jawa. Tidak terlalu kaku dalam menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
1 Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang biasanya selalu gasal/ ganjil, ada yang tiga, ada juga yang lima. Ada pula yang tumpangnya dua, tetapi yang ini dinamakan tumpang satu, jadi angka gasal juga. Atap yang demikian disebut meru.
Hasilakulturasi tersebut antara lain sebagai berikut. 27/09/2020. Atap Tumpang. Atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil, tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpeng itu selalu ganjil, biasanya 3 sampai 5 tingkat. Pada masjid Kudus bentuk menara mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi Jawa
Namun sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya Islam, maka Indonesia kembali mengalami akulturasi yang tercermin salah satunya dari seni bangunan. Masuknya Islam ke Indonesia tidak berarti menghilangkan kebudayaan Hindu-Budha.
1 Perhatikan keterangan berikut ini! 1) Atap berbentuk tumpeng. 2) Struktur bangunan terbuat dari batu bata. 3) Tidak memiliki Menara untuk mengumandangkan azdan. 4) Didirikan di ibukota dan dekat istana kerajaan. 5) Memiliki tempat wudhu yang berbentuk mirip pancuran.
Bentukatap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang? politik; seni sastra; seni bangunan; filsafat; seni rupa; Jawaban yang benar adalah: C. seni bangunan. Dilansir dari Ensiklopedia, bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang seni bangunan.
Pada perkembangan budaya Islam di Indonesia, terjadi akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam dalam berbagai bentuk, antara lain seni bangunan, seni ukir atau seni pahat, kesenian, seni sastra dan kalender. Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, seni bangunan dan arsitektur Islam di Indonesia bersifat unik dan akulturatif.
Bangunanbangunan masjid di Indonesia terbilang unik karena memadukan berbagai budaya yang saling mempengaruhi atau disebut sebagai akulturasi. Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (28/4/2020) inilah sejumlah masjid di Indonesia yang mencerminkan akulturasi pada bangunannya. 1. Masjid Agung Demak. Foto: (Kurnia/detikTravel)
31 Pengaruh dalam bidang politik dari masuknya agama Islam ke Indonesia adalah. a. berakhirnya kerajaan Hindu b. runtuhnya kerajaan Malaka c. berakhirnya kerajaan Budha d. berdirinya kerajaan Islam e. diusirnya Portugis dari Malaka 32. Bentuk atap tumpang pada masjid merupakan hasil akulturasi dalam bidang. a. politik b. seni sastra c. seni bangunan d. filsafat e. seni rupa 33. Agama
qPeko. OAMahasiswa/Alumni UIN Sunan Gunung Djati02 September 2022 0126Jawabannya adalah C. Yuk pahami penjelasannya. Agama Islam masuk dan menyebar dengan cara damai serta penuh toleransi. Hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya akulturasi antara budaya Islam dengan budaya yang telah ada sebelumnya. Salah satu bentuk akulturasi tersebut ialah adanya bentuk atap tumpang pada bangunan masjid. Atap tumpang merupakan budaya seni bangunan lokal yang telah ada sebelumnya. Budaya seni bangunan tersebut kemudian digunakan dalam budaya Islam sebagai atap bangunan masjid. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C. Semoga membantu yaaa....Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Masjid di Indonesia beberapa masih mempertahankan atap tumpang tiga. Namun, dari manakah inspirasi atap tumpang tiga itu? Masjid atap tumpang tiga tentunya bentuk akulturasi budaya Hindu yang dipelopori oleh Masjid Agung Demak oleh Walisongo. Masjid beratap tumpang tiga memiliki nilai filosofi yang mendalam, yakni atap tumpang tiga bermakna Islam atap dasar, Iman atap tengah, Ihsan atap atas yang mencerminkan kondisi rakyat pada akhir jaman orang beragama Islam lebih banyak dari pada orang Islam yang beriman, orang Islam yang beriman lebih banyak dari pada orang Islam yang memiliki sifat Ihsan. Foto diambil dari akun instagram sanjifinch Disadur oleh Tim GeoEnsiklopedia dari 1. Pemaparan Bp. Triyono, Pemandu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengenai atap masjid tumpang tiga pada Masjid Agung Yogyakarta. 2. Cintai Mahakarya Nusantara geonusantara geoensiklopedia geo0264UBER Perang Perayaan Musim Panen Sumba Perang Pasola merupakan sebuah ritual adat yang selalu diadakan setiap tahunnya di Indonesia Timur, tepatnya di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur NTT. Tradisi ini diadakan setiap bulan Februari atau Maret, namun tanggal pastinya yang akan menentukan ialah seorang Rato tokoh adat. Pasola diadakan dalam rangka merayakan musim panen serta memohon pengampunan. Sebelum pelaksanaan ritual Pasola, […] Demi Emas di Papua, CIA Gulingkan Soekarno dan Kennedy Tambang emas di Papua yang kini dieksplorasi PT Freeport McMoRan awalnya ditemukan oleh tiga geolog asal Belanda. Mereka, Jean Jacques Dozy, AH Colijn, dan Franz Wissel, bekerja untuk Netherland New Guinea Petroleum Company, yang bermarkas di Babo, Papua Barat. Pada 1936, ketiganya menemukan gunung emas’ di Ertsberg saat melakukan perjalanan ke puncak Cartensz di Papua. […]
JAKARTA, - Sejarah dan budaya di Indonesia punya kisah yang panjang. Perpaduan dan akulturasi budaya mewarnai berbagai hal di Indonesia, termasuk arsitektur bangunan, salah satunya masjid yang ada di Tanah Air menunjukkan hasil akulturasi di antaranya adalah masjid-masjid di bawah ini. Berikut 4 masjid yang menunjukkan akulturasi budaya dalam Menara Kudus DWI PUTRANTO Masjid Menara Kudus di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu 30/5/2018 namanya, masjid ini terletak di Kudus, Jawa yang dibangun pada 1549 ini juga disebut sebagai Masjid dalamnya terdapat makam dari Sunan Kudus, oleh karenanya masjid ini kerap dijadikan sebagai tujuan juga Menara Kudus Miliki Museum Sunan Kudus Tak seperti masjid kebanyakan yang bergaya Timur Tengah, masjid ini menampilkan corak kebudayaan pra-Islam seperti Jawa, Hindu, dan Budha. Hal itu terlihat dari menara dan gapura yang ada di sekitar Kudu dibangun menggunakan bata merah tanpa perekat. Menara ini terdiri dari 3 bagian, yakni kaki, badan, dan kepala, yang menunjukkan corak Hindu-Majapahit yang ada di Jawa.